Untuk mencegah terjadinya kebakaran di pabrik, gedung atau tempat kerja, perusahaan perlu menerapkan manajemen keselamatan kebakaran yang tepat.
Berikut manajemen pencegahan kebakaran yang bisa dilakukan:
Dengan melakukan identifikasi terhadap potensi penyebab kebakaran yang mungkin timbul. Seperti dengan mengidentifikasi sumber api yang mungkin berasal dari bahan yang mudah terbakar, Dengan melihat kondisi tempat yang dijadikan sumber panas di tempat kerja. Misalnya pada colokan listrik dan soket. Jika kondisinya berubah warna atau hangus, berarti hal itu perlu diwaspadai. Demikian juga jika terdapat tanda bekas terbakar pada meja atau kursi karena misalnya terkena rokok, maka hal itu pun perlu diidentifikasi sebagai salah satu tempat yang diwaspadai.
Demikian juga untuk bahan-bahan yang mudah untuk terbakar. Termasuk juga untuk peralatan maupun perlengkapan di tempat kerja. Perhatikan juga bagaimana bahan bangunan dan struktur bangunan. Semua barang yang bisa berkontribusi terhadap penyebaran api ini juga harus diidentifikasi.
Bukan hanya identifikasi tempat kerja, bahan, dan peralatan, perusahaan juga perlu melakukan identifikasi terhadap orang-orang yang mungkin beresiko terkena dampak jika kebakaran terjadi. Yang perlu diidentifikasi adalah siapa saja yang mungkin terkena kebakaran, berapa jumlahnya. Hal ini bukan hanya pada karyawan, tapi juga pada konsumen, tamu, maupun rekanan.
Selain itu, perlu diidentifikasi juga secara jelas orang-orang yang mungkin akan mengalami kesulitan untuk dievakuasi ketika kebakaran terjadi. mereka ini bisa konsumen yang sudah lanjut usia, konsumen yang memiliki kekurangan fisik, anak-anak, dan juga petugas cleaning service, petugas keamanan, petugas pemeliharaan yang mungkin berada di ruang yang terisolasi.
Proses asesmen atau penilaian potensi kebakaran kerja sudah dilakukan. Nah, langkah selanjutnya adalah dengan mengevaluasi bagaimana kemungkinan titik awal api muncul. Kemungkinan ini bisa dilakukan dengan melihat semua potensi bahaya munculnya api seperti sudah diidentifikasi sebelumnya.
Bila perlu, pada tahap ini dilakukan uji coba dengan menyalakan api pada tempat yang diduga bisa mudah terbakar, dengan begitu, bisa langsung mendapatkan gambaran bagaimana ketika kondisi itu terjadi. Sehingga, bisa diperhitungkan seberapa cepat api itu akan menyebar ke bagian yang lain.
Langkah-langkah untuk mengurangi resiko terjadinya kebakaran, yang bisa dilakukan seperti :
Manajemen keselamatan kebakaran di tempat kerja meliputi proses sebelumnya. Jad,i berbagai temuan dalam identifikasi maupun tindakan yang diambil harus didokumentasikan dan disimpan dengan baik, dengan begitu, proses yang dijalankan untuk mencegah kebakaran di tempat kerja dapat terdata dengan baik.
Penilaian risiko keselamatan kebakaran harus dilakukan secara teratur. Dengan begitu, kondisi keselamatan kebakaran ini dapat terkontrol dengan baik. Jika misalnya terjadi perubahan yang membuat resiko terjadinya kebakaran meningkat, hal itu juga dengan mudah dapat diketahui.
Prima Inti Teknolindo adalah Perusahaan Jasa Kesehatan dan Keselamatan Kerja (PJK3) atau Perusahaan Jasa Inspeksi Teknik (PJIT) yang bergerak dibidang pemeriksaan dan pengujian Teknik dalam skala luas, cakupan bidang usaha perusahaan kami meliputi inspeksi teknik, pengujian dan sertifikasi peralatan kerja. selain itu, perushaan kami berupaya membantu meningkatkan kerja sesuai prosedur dan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai perusahaan yang independent.